Sabtu, 19 Desember 2015

Kesesuaian Lahan Tembakau di Kecamatan Larangan

Tembakau merupakan komoditi strategis bagi masyarakat Madura. Keberhasilan usahatani tembakau memberikan dampak positif pada keseluruhan aspek perekonomian wilayah. Keberhasilan usahatani tembakau juga mempengaruhi aspek sosial dan budaya masyarakat. Peranan tembakau madura terlihat pada kontribusinya pada pengembangan industri rokok kretek, peningkatan pendapatan petani (mikro) dan sumbangannya (share) terhadap pertumbuhan perekonomian daerah (makro). Wilayah Madura merupakan sentra tembakau terbesar di Jawa Timur. Karena lebih dari 50% produksi tembakau nasional dipasok oleh Jawa Timur maka produksi tembakau madura berperan vital dalam menentukan produksi tembakau nasional.
Bagi industri rokok sigaret kretek, tembakau madura digunakan sebagai bahan baku utama. Tembakau madura dengan segala karakteristiknya berperan sebagai penentu aroma rokok kretek. Karena perannya yang penting, semua pabrik rokok kretek besar di Indonesia menggunakan tembakau madura dalam racikannya. Dari data Gabungan Pengusaha Pabrik Rokok Indonesia/GAPPRI, persentase tembakau madura yang digunakan dalam racikan sigaret kretek berkisar 14-22%. Angka ini tergolong besar dan dominan mengingat banyaknya jenis tembakau yang juga dikembangkan di berbagai sentra tembakau.
Usahatani tembakau merupakan jenis usahatani sebagian besar petani Kecamatan larangan di musim Kemarau. Petani tertarik menekuni usahatani tembakau karena usahatani ini mampu memberikan pendapatan tunai bagi keluarga tani, berlainan dengan komoditi pangan ( padi, jagung) yang umumnya untuk konsumsi rumah tangga tani.
Tingginya daya tarik usahatani tembakau mengakibatkan ekspansi wilayah pertanaman tembakau bahkan yang sebenarnya tidak dianjurkan, mengingat kandungan Chlor tanahnya tinggi. Untuk mengindari hal tersebut dan memberikan acuan yang jelas tentang lahan yang cocok untuk usahatani tembakau, Pemerintah Daerah Kabupaten Pamekasan melalui Bappeda telah menyusun Peta Kesesuaian Lahan Tembakau Madura. Standar indikator kesesuaian lahan tembakau mengacu pada standar Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian ( BBSDLP) Kementerian Pertanian RI.



Tabel . Kesesuaian Lahan untuk Tembakau Kecamatan Larangan (ha)

No
Desa
Sangat sesuai
Sesuai
Kurang sesuai
Tidak sesuai
Total
1
Blumbungan
3.4
385.4
183.9
243.1
815.8
2
Duko Timur
38.9
80.1
45.8
95.7
260.4
3
Grujugan
0.0
91.3
24.4
32.0
147.7
4
Kaduara Barat
0.0
6.9
232.9
114.0
353.8
5
Lancar
0.0
88.9
40.5
49.9
179.3
6
Larangan Dalam
15.0
155.9
37.9
119.9
328.7
7
Larangan Luar
28.4
281.3
32.1
202.1
543.9
8
Montok
0.0
171.0
34.4
71.5
276.9
9
Panaguan
0.0
57.2
32.8
31.7
121.8
10
Peltong
0.0
121.0
34.2
49.8
205.1
11
Taraban
4.8
74.8
39.2
53.7
172.6
12
Tentenan Barat
0.0
71.8
21.2
33.3
126.4
13
Tentenan Timur
0.0
28.0
14.2
21.6
63.8
14
Trasak
0.0
169.4
17.0
76.1
262.5

 Jumlah
90.5
1,783.0
790.5
1,194.6
3,858.6

 %
2.3
46.2
20.5
31.0
100.0

4 komentar:

  1. 1. Tembakau di indonesia memiliki banyak jenis, kira-kira apakah semua jenis tembakau tersebut cocok untuk di tanam di pulau madura khususnya di kec. larangan kab. pamekasan dan jenis tembakau apakah yg paling cocok di tanam di kec. larangan dan sangat menguntungkan bagi petani dilihat dari hasil panennya ?
    2. jenis pupuk apakah yang sangat bagus di digunakan untuk tanaman tembakau yang nantinya dapat memberikan hasil yang melimpah dengan tidak merusak kandungan dari tanah tersebut ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bapak Andi yang terhormat, permintaan pabrikan pada tembakau adalah tembakau dengan kadar nikotin rendah rata2 di bawah 2. sedangkan varietas tembakau berkadar nikotin rendah umumnya mempunyai jumlah daun yang sedikit jumlahnya. hal ini tidak disukai petani karena nilai usaha taninya yang rendah juga. oleh karena itu, para peneliti mulai melakukan uji pada beberapa varietas tembakau Madura dengan kronologi sebagai berikut:
      1. 1980-an dilakukan eksplorasi pengumpulan benih beberapa var tembakau Madura
      2. 1984 terpilih 4 jenis tembakau Madura antara lain: Prancak, Berbeddih, Bukabu dan Cangkrig
      3.1994 dilakukan uji multilokasi terpilih Prancak dan Cangkring (Dikenal dengan Prancak-95 dan Cangkring-95)
      4. 1995 dilakukan penyilangan Prancak-95 dengan tembakau oriental var ismir tujuan untuk menurunkan kadar nikotin dan memperbaiki mutu
      5. 2004 dilepas dengan nama Prancak N1 dan Prancak N2
      6. kemudian terus dilakukan uji coba sehingga tahun 2015 dilepas varietas unggul baru dengan nama Prancak S1 dan Prancak S2 untuk lahan sawah dan Prancak T1 dan Prancak T2 untuk tegal

      kontur wilayah larangan yang sebagian besar adalah tegal, paling cocok menggunakan varietas Prancak T1 dan T2
      4.

      Hapus
    2. Parameter tinggi tanaman dan jumlah daun merupakan ciri yang mendukung peningkatan produksi secara tidak langsung pada tanaman tembakau. hal ini berhubungan dengan pupuk. Berdasarkan hasil penelitian, pemberian pupuk ZA 300 Kg/Ha berpengaruh pada peningkatan bobot daun basah dan kering pada tembakau. namun perlu diingat bahwa penambahan N harus disesuaikan dengan spesifik lokasi dan berimbang supaya tidak merusak tanah

      Hapus
    3. Atas nama Keluarga besar BP3K Kecamatan Larangan, kami mohon maaf apabila terjadi keterlambatan merespon pertanyaan anda, karena adanya perbaikan manajemen kami. terima kasih

      Hapus