Minggu, 20 Desember 2015

INFO- Mengenal Sapi Madura


Sapi madura merupakan salah satu bangsa sapi indonesia yang telah terseleksi secara alamiah dan dipertahankan keasliannya di Pulau madura, walaupun bukan ternak murni dan bukan hasil breeding. Dilihat dari karakteristiknya sapi madura mempunyai darah Bos indicus, Bos sundaicus dan Bos taurus, walaupun prosentase proporsi darahnya belum diketahui. Sapi madura merupakan persilangan yang sudah lama antara banteng, sapi zebu dan sapi-sapi lokal yang disebut tipe shorthorn karena warna bulunya yang merah atau coklat.Sebagian ahli menduga sapi madura merupakan keturunan Sapi Bali (Bos Javanicus) dan sapi Zebu (Bos Indicus), karena mempunyai karakteristik yang lebih menyerupai sapi bali. Kombinasi banteng dan zebu inilah yang menjadikan rumpun sapi madura memiliki kemampuan untuk berkembang biak dalam lingkungan di madura.
Sapi madura tergolong bangsa sapi yang paling kecil dan mempunyai bentuk tubuh yang lebih kecil dari sapi bali. Pada waktu lahir, kulit sapi jantan dan betina berwarna coklat seperti sapi Bali betina. Pada kaki di bawah lutut berwarna putih dan sebagian putih pada pantat,. Bagian depan sapi madura jantan lebih kokoh daripada bagian tubuh belakang, mempunyai sedikit gumba, kulit pada sapi jantan maupun betina berwarna merah bata. Tanduk melengkung setengah bulan dengan ujungnya mengarah kedepan. Bobot badan maksimal dapat mencapai 350 kg dengan tinggi rata-rata mencapai 118 cm.
Sapi Madura mempunyai bentuk sedang, bertulang tapi berotot, terutama sapi jantan pacuan mempunyai kaki yang cukup kuat dan terlatih menarik beban yang berat. Gumba selalu berkembang baik pada sapi jantan tetapi lebih lebar di bagian pangkalnya, terletak lebih rendah daripada tulang tengkuknya. Sapi betina memiliki gumba yang lebih kecil dan agak datar. Ujung tulang pada tulang punggung tidak memanjang seperti banteng. Lipatan pusar pada sapi jantan kecil dan pendek, tetapi pada sapi betina tidak ada.
Tanduk pada sapi madura betina kecil dan pendek dengan panjang berkisar 10-15 cm, sedangkan pada sapi jantan berukuran 15-20 cm. Pada sapi jantan dewasa bobot berkisar 250-300 kg, sedangkan bobot sapi madura betina sebesar 150-200 kg. Pertumbuhan bobot badan jantan dewasa dengan pemberian hijauan dan dedak padi mencapai 0,45 kg perhari dengan persentase karkas berkisar 48,6-51,2 %.

Sapi madura mampu berkembang biak dengan baik di berbagai wilayah di Indonesia, bahkan di beberapa wilayah keberadaan sapi ini sangat disenangi peternak karena memiliki beberapa keunggulan yaitu;
-   Mampu hidup dan berkembang biak pada kondisi suhu yang relatif panas dan keadaan pakan yang kurang baik.
-  Ketahanan tinggi terhadap beberapa penyakit spesifik yang dapat menyerang bangsa sapi lainnya
-  Memiliki keempukan daging dan persentase karkas yang lebih baik dibandingkan sapi Ongole dan Brahman Cross Jika diberi pakan penguat mulai 50 persen.
- Memiliki respon yang sangat baik terhadap perbaikan pakan dengan peningkatan protein


Dilihat dari peruntukannya sebagian besar sapi madura dikembangkan untuk sapi potong. Sebagian lainnya untuk keperluan non daging seperti sapi balap (Karapan), sapi model (taccek). Terkait dengan usaha pengembangan sapi potong, di Kabupaten Pamekasan saat ini telah berkembang Sapi Madrasin (Madura-Limousin). Sapi madrasin merupakan hasil perkawinan sapi lokal madura dengan sapi limousin. Pengembangan usaha sapi potong madrasin dikembangkan secara intensif di Kawasan Desa Montok-Lancar dan Desa Blumbungan  Kecamatan Larangan serta  Desa Plakpak Kecamatan Pegantenan.

2 komentar:

  1. Min...Mw tny kalau sapi model seperti itu digunakan utk apa?trims

    BalasHapus
  2. Karakteristik Sapi Madura yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas; bertanduk khas dan jantannya bergumba.
    dalam kehidupan masyarakat Madura, sapi memang mempunyai tempat yang khusus. Jasanya terhadap para petani tidak dapat dipandang sebelah mata. Tanah pertanian yang tandus tetap dapat ditanami dengan bantuan Sapi. Alat transportasi yang sulit didapat dipedalaman Madura juga dapat teratasi dengan tenaga sapi yang di padukan dengan pedati, yang di sebut dengan “Sapi Pajikaran”.
    Sapi Madura juga membawa pengaruh terhadap tradisi budaya yang memberikan efek positip terhadap kelestarian Sapi Madura ini. Sapi Madura berjenis kelamin jantan, dimanfaatkan sebagai “Sapi Kerapan”, sebagai bagian dari budaya tradisi pertanian ,yang nantinya menjadi salah satu aset pariwisata yang penting di tanah Madura.

    sapi model seperti itu adalah salah satu bentuk pelestarian plasma nutfah sapi Madura di masyarakat kita yang patut kita banggakan

    BalasHapus